Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya (28 April 2024) Penderita stroke sebaiknya tidak dibiarkan diam berlama-lama di rumah. Hal ini akan berdampak pada proses pemulihan yang lebih lama. Hal ini disampaikan oleh dr. Cissy Cecilia, Sp. KFR, Aerztin, ketika menjadi narasumber dalam acara, “Bakti Kesehatan, Pengobatan Tradisional Akupunktur: Penyuluhan dan Terapi Akupunktur untuk Penderita Stroke,” Minggu (28/4/2024).

“Artinya, pasien juga penting agar sering-sering diajak interaksi. Hal ini dapat meningkatkan kemajuan dalam proses pemulihan,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, pihak keluarga perlu diberikan edukasi penanganan. Dengan demikian, keluarga juga belajar dan mengerti pasien, sehingga paham apa yang harus dilakukan,” tandasnya.

Praktisi akupuntur, Suryawan Ang, S.E., B.Med., M.Med, mengatakan, untuk penanganan awal, akupunktur sangat penting. Terutama bagi yang mengalami kelumpuhan. Banyak yang sudah latihan, namun tetap belum bisa bergerak, melalui akupuntur kemudian bisa bergerak.

“Saya sarankan setelah pasien keluar satu minggu keluar dari Rumah Sakit, pasien bisa langsung dilakukan terapi akupunktur. Semakin cepat akan semakin kelihatan hasilnya,” katanya.

Namun demikian, lanjutnya, hal yang paling menentukan berikutnya pasca terapi akupuntur adalah latihan kemandirian pasien itu sendiri. Pasien tidak bisa terus-menerus bergantung pada akupuntur.

“Jadi setelah melalui proses terapi akupuntur, tergantung pada latihan pasien itu sendiri, seperti latihan buka tutup tangan. Latihan bejalan. Latihan duduk. Dan lainnya,” katanya.

Antusiasme Masyarakat
Diadakannya Bakti Kesehatan (Bakes) Pengobatan Tradisional Akupuntur untuk Penderita Stroke mendapatkan antusiasme tinggi dari berbagai lapisan masyarakat. Terbukti, sepanjang acara berlangsung, sebanyak 79 peserta tak bergeming dari posisi mereka duduk.

“Kita adakan kegiatan Bakes ini, tentu tidak terlepas dari misi edukasi kesehatan, serta mengakrabkan pengobatan tradisional akupuntur ke khalayak luas, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaatnya. Termasuk juga kita ingin agar masyarakat mengetahui ada prodi akupunktur di Universitas Katolik Darma Cendika,” kata Lailli Mufida Sari, Ketua Panitia acara.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Rasmono Sudarjo (Sekretaris Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya), Ivan Arista, Ketua Koordinator Muda-Mudi PMTS), Oei Tjing Yen (Humas DPD PITI Surabaya) dan beberapa tokoh lainnya tersebut, terlaksana berkat kerja sama beberapa pihak.

Di antaranya, Himpunan Mahasiswa Akupuntur dan Pengobatan Herbal UKDC, Stroker Club Surabaya, Konsil Kesehatan Tradisional, World Federation of Chinese Medical Societies, Universitas Katolik Darma Cendika, Perkumpulan Naturopatis Indonesia – DPD Jatim, Perkumpulan Pengobat Tradisional Interkontinental Indonesia (PPTII), Kolegium Pengobat Tradisional Interkontinental, Perkumpulan Pengobat Tradisional Indonesia (PPTI), Indonesia Council of Sinologists (ICS), AA Farma, Global Bioscience, OneMed Health Care, Lab Pintar, PT. Primax Asia Link, DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jatim, DPD Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Yayasan Bhakti Persatuan (YBP), Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (PERPIT) Jatim, dan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS). Tamam Malaka.

Open chat
Hallo
Ada yang bisa dibantu?